THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 28 Februari 2011

Info tentang Badak Jawa / Badak Bercula satu

Badak Bercula Satu Terancam Punah


Penemuan tiga bangkai Badak Jawa bercula satu mengintensifkan usaha untuk menyelamatkan mamalia paling langka itu dari kepunahan. Caranya dengan membangun pagar listrik yang mengelilingi suaka dan tempat berkembang biak spesies itu. Sebanyak 58 kamera dipasang untuk memantau.

Jumlah Badak Jawa makin sedikit, diperkirakan hanya sekitar 50 ekor yang hidup. Habitat asli badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon kini terancam kekeringan dan aktivitas gunung berapi aktif -- bencana alam dikhawatirkan menghabisi Ujung Kulon.

Di Vietnam, satu-satunya habitat lain, hanya ditemukan empat ekor yang tersisa.

"Tanpa aksi drastis, badak bercula satu bisa punah dalam waktu 10-20 tahun," kata organisasi International Rhino Foundation, seperti dimuat AP.

Spesies ini nyaris musnah pada 1883 ketika Gunung Krakatau meletus memicu tsunami setinggi 40 meter yang menewaskan 37.000 orang saat itu. Tsunami menyapu ratusan desa, termasuk Ujung Kulon.

Ancaman terbesar saat ini datang dari para pemburu liar, kerusakan habitat, dan persaingan mendapatkan makanan antar binatang penghuni Ujung Kulon. 

Cula Badak sejak lama menjadi bahan populer dalam pengobatan tradisional China. Langkanya cula ini membuat harganya melambung -- ratusan hingga ribuan dollar per buah.

Kekeringan di bagian barat Indonesia juga membuat sumber air tumpuan hidup badak menjadi kering -- akibatnya rumput dan makanan badak lainnya menjadi kian langka.

"Populasinya sangat sedikit, bahkan kematian satu Badak Jawa menjadi sangat signifikan," kata staf WWF Indonesia di Ujung Kulon, Adhi Rachmat Haryadi.

Dua kerangka badak yang ditemukan baru-baru ini diduga karena sebab-sebab alami. Sementara, bangkai ketiga diduga korban perburuan liar.

 Badak Jawa Berkembang Biak di Ujung Kulon


Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies mamalia terlangka di muka bumi. Diperkirakan hanya tinggal 40 ekor yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon.

Namun, sebuah rekaman memberi secercah harapan. Video yang dirilis World Wildlife Fund (WWF) dan pihak taman nasional menunjukkan, gambar  Badak Jawa dan anaknya. Ini berarti banyak bagi upaya penyelamatan satwa yang nyaris punah, terancam perburuan liar, penyakit, kemungkinan tsunami, dan letusan gunung berapi itu.

"Video ini adalah berita besar bagi kelestarian Badak Jawa. Membuktikan bahwa mereka berkembang biak di Ujung Kulon," kata Dr Eric Dinerstein, kepala ilmuwan WWF, seperti dimuat situs PRWeb, Senin 28 Februari 2011.

Rekaman pertama yang diambil sekitar bulan November dan Desember 2010 itu menunjukkan badak betina dan anaknya yang jantan berjalan menuju kamera tersembunyi yang terpasang. Lalu, anak badak jantan itu menjauh dari kamera dan menggoyangkan ekornya untuk mengusir lalat.

Sementara, rekaman kedua yang diambil Desember lalu menunjukkan anak badak betina berusia sekitar setahun sedang berjalan bersama induknya.

Meski ini kabar baik, Dinerstein mengingatkan, daya tahan dari satwa ini belum bisa dipastikan. "Tak ada badak Jawa dalam penangkaran. Jika kita kehilangan mereka di alam liar, itu artinya mereka punah," kata Dinerstein, menekankan erupsi Anak Krakatau bisa dengan mudah menghapus kelangsungan hidup satwa langka itu.

Sementara, kepala konservasi spesies Asia WWF, Dr. Barney Long optimistis Badak Jawa bisa diselamatkan. "Pengalaman 50 tahun dalam hal konservasi memberi informasi, bahwa penyelamatan Badak Jawa dimungkinkan melalui manajemen populasi dan upaya perlindungan," kata dia.

Pemulihan badak sebelumnya pernah dilakukan di Afrika dan Asia Selatan. Pemulihan badak putih di Afrika Selatan adalah contoh konservasi hewan langka paling sukses. Hanya tersisa 50 ekor di tahun 1900, saat ini populasi badak putih mencapai 20.000 ekor di sembilan negara. Ini memberikan harapan, 10 sampai 20 tahun upaya konservasi, akan membuat jumlah Badak Jawa berkali lipat.

Mungkin sekian dari saya, semoga bermanfaat bagi kawan-kawan semua. Kurang lebihnya saya mohon maaf jika ada kesalahan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.